Pages

Daftar Blog Saya

Diberdayakan oleh Blogger.
Senin, 05 Oktober 2009

Bagaimana Seorang Muslim Berfikir

Penulis : Ustadz Abu Hamzah Yusuf

“(Yaitu) orang – orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia – sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran, 3:191).
Pernahkah Anda memikirkan bahwa Anda tidak ada sebelum dilahirkan ke dunia ini; dan Anda telah diciptakan dari sebuah ketiadaan? Pernahkah Anda berpikir bagaimana bunga yang setiap hari Anda lihat di ruang tamu, yang tumbuh dari tanah hitam, ternyata memiliki bau yang harum serta berwarna – warni? Pernahkah Anda memikirkan seekor nyamuk, yang sangat mengganggu ketika terbang mengitari Anda, mengepakkan sayapnya dengan kecepatan yang sedemikian tinggi sehingga kita tidak mampu melihatnya? Pernahkah Anda berpikir bahwa lapisan luar dari buah – buahan seperti pisang, semangka, melon dan jeruk berfungsi sebagai pembungkus yang sangat berkualitas, yang membungkus daging buahnya sedemikian rupa sehingga rasa dan keharumannya tetap terjaga?
Pernahkah Anda berpikir bahwa gempa bumi mungkin saja datang secara tiba – tiba ketika Anda sedang tidur, yang menghancur luluhkan rumah, kantor dan kota Anda hingga rata dengan tanah sehingga dalam temp beberapa detik saja Anda pun kehilangan segala sesuatu yang Anda miliki di dunia ini? Pernahkah Anda berpikir bahwa Anda berlalu dengan sangat cepat, Anda pun menjadi semakin tua dan lemah, dan lambat laun kehilangan ketampanan atau kecantikan, kesehatan dan kekuatan Anda? Pernahkah Anda memikirkan bahwa suatu hari nanti, malaikat maut yang diutus oleh Allah akan datang menjemput untuk membawa Anda meninggalkan dunia ini?
Jika demikian, pernahkah Anda berpikir mengapa manusia demikian terbelenggu oleh kehidupan dunia yang sebentar lagi akan mereka tinggalkan dan yang seharusnya mereka jadikan sebagai tempat untuk bekerja keras dalam meraih kebahagiaan hidup di akhirat? Manusia adalah makhluk yang dilengkapi Allh sarana berpikir. Namun saying, kebanyakan mereka tidak menggunakan sarana yang teramat peting ini sebagaimana mestinya. Bahkan pada kenyataannya sebagian manusia hamper tidak pernah berpikir.
Sebenarnya, setiap orang memiliki tingkat kemampuan berpikir yang seringkali ia sendiri tidak menyadarinya. Ketika mulai menggunakan kemampuan berpikir tersebut, fakta – fakta yang sampai sekarang tidak mampu diketahuinya, lambat laun mulai terbuka di hadapannya. Semakin dalam ia berpikir, semakin bertambahlah kemampuan berpikirnya dan hal ini mungkin sekali berlaku bagi setiap orang. Harus disadari bahwa tiap orang mempunyai kebutuhan untuk berpikir serta menggunakan akalnya semaksimal mungkin.
Tulisan ini disampaikan dengan tujuan mengajak manusia “berpikir sebagaimana mestinya” dan mengarahkan mereka untuk “berpikir sebagaimana mestinya”. Seseorang yang tidak berpikir berada sangat jauh dari kebenaran dan menjalani sebuah kehidupan yang penu kepalsuan dan kesesatan. Akibatnya ia tidak akan mengetahui tujuan penciptaan alam, dan arti keberadaan dirinya di dunia. Padahal, Allah telah menciptakan segala sesuatu untuk sebuah tujuan sebagaimana dinyatakan dalam Al – Quran : “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain – main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Ad – Dukhaan, 44 : 38 – 39). “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main – main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? (QS. Al – Mu’minuun,23 : 115).
Oleh karena itu, yang paling pertama kali wajib untuk dipikirkan secara mendalam oleh setiap orang ialah tujuan dari penciptaan dirinya, baru kemudian segala sesuatu yang ia lihat di alam sekitar serta segala kejadian atau peristiwa yang ia jumpai selama hidupnya. Manusia yang tidak memikirkan hal ini, hanya akan mengetahui kenyataan – kenyataan tersebut setelah ia mati. Yakni ketika ia mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya di hadapan Allah; namun saying sudah terlambat. Allah berfirman dalam Al – Quran bahwa pada hari penghisaba, tiap manusia akan berpikir dan menyaksikan kebenaran atau kenyataan tersebut.
Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan,”Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini.” (QS. Al – Fajr, 89:23 – 24).
Padahal Allah telah memberikan kita kesempatan hidup di dunia. Berpikir atau merenung untuk kemudian mengambil kesimpulan atau pelajaran – pelajaran dari apa yang kita renungkan untuk memahami kebenaran, akan menghasilkan sesuatu yang bernilai bagi kehidupan di akhirat kelak. Dengan alasan inilah, Allah mewajibkan seluruh manusia, melalui para Nabi dan Kitab – kitab-Nya, untuk memikirkan dan merenungkan penciptaan diri mereka sendiri dan jagad raya.
Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?, Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan. ”Dan sesungguhnya kebanyakan diantara manusia benar – benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.” (QS. Ar – Ruum, 30:8).

About Me

Foto Saya
Arief Ridwan Firdaus
Cimahi, Jawa Barat, Indonesia
saya seorang mahasiswa fakultas peternakan unpad yang berkegiatan di organisasi kepecintaalaman dan olahraga alam bebas yang bernama unit kenal lingkungan....
Lihat profil lengkapku

Followers

My Social Application

http://www.facebook.com/a.ridwan.firdaus?ref=profile
http://twitter.com/arief_kid
http://www.plurk.com/arief_kid